PERANAN IMAN DALAM MENGHADAPI DAMPAK NEGATIF GLOBALISASI..









PENYUSUN :

            NAMA :  M.ISNA QURRATA A’YUN    



BAB I. A.Pendahuluan
·         Latar belakang
Banyak manusia zaman sekarang yang sudah melupakan kehidupan akhirat karena tergoda dengan kenikmatan dunia. Padahal kenikmatan di dunia itu adalah kenikmatan yang sementara dan tidak akan selamanya , berbeda dengan kenikmatan akhirat yang hakikatnya  kekal dan abadi. Dampak dari globalisasi merupakan salah satu penyebab orang menjadi hubudunya / hedonisme. Karena dalam globalisasi itu penyebarannya tidak selalu positif ,tentu ada negatifnya.
Sebagai manusia modern kita harus mengenal apa itu globalisasi. Globalisasi adalah proses mendunia yang dimana maksudnya adalah semakin tipisnya batas-batas antar negara dan cenderung lebih bebas dalam berbagai hal. Sebagai contohnya dahulu indonesia belum mengenal apa itu penyakit HIV/AIDS , dan sekarang  karena adanya pengaruh globalisasi, penularan  penyakiy HIV/AIDS di indonesia berkembang .
Tetapi tidak semua dampak globalisasi itu buruk, ada juga yang positif. Dengan adanya globalisasi kita bisa selalu uptodate dalam mengikuti informasi dunia. Kita bisa mengetahui keadaan negara-negara di belahan bumi lain dan kita tidak harus buang-buang uang untuk berkunjung kesana dan masih banyak keuntungan globalisasi lainnya.
Dari semua hal mengenai globalisasi itu sebenarnya dapat dengan mudah kita kendalikan. Intinya jangan dengan mudah kita memasukkan segalanya begitu saja tanpa di saring terlebih dahulu. Orang yang bijak dalam hidupnya adalah orang yang selalu mengambil yang terbaik dan meninggalkan yang buruk. Begitu juga sebagai umat islam yang baik kita di tuntut untuk meninggalkan segala hal yang mudharat dan melaksanakan sesuatu yang bermanfaat.
Untuk selamat dunia akhirat maka dalam hidup kita selalu sertakan Allah SWT. Dengan selalu menyertakan Allah dalam diri kita maka insyaalah Allah SWT akan menunjukkan kita jalan yang terbaik.
Dalam hidup kita harus seimbang antara dunia dan akhirat , jangan terlalu ke dunia nya saja seperti kebayakan orang zaman sekarang atau ke akhiratnya saja tanpa mempedulikan dunia. Itu semua harus di jalankan dengan bijak karena keduanya merupakan ibadah kepada Allah SWT. Kita kembalikan kepada Q.S Adz-zariat : 56 yang arti isinya adalah “ Dan Aku tidak ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepadaku ( Allah ) “  maka dari keterangan ayat Al-Qur’an di atas kita sebagai manusia di ciptakan itu untuk beridadah kepada Allah SWT , baik itu ibadah wajib seperti sholat sampai ibadah bekerja untuk mencari nafkah dll. 

BAB II. A. Rumusan Masalah
·         Sejauh manakah peranan iman dalam menghadapi peran negatif  globalisasi ?

BAB III. A. Pembahasan
1.      Iman
A.Pengertian Iman

1.      Pengertian iman menurut bahasa adalah berasal dari kata aamana-yu’minu yang berarti mempercayai atau membenarkan.
2.      Menurut istilah Iman ialah “Membenarkan dengan hati ,di ucapkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan.”

              Sahl bin Abdullah At-Tustari ketika ditanya tentang apakah sebenarnya iman itu beliau menjawab demikian “Qaulun wa amalun wa niyyatun wa sunnatun.” Artinya Ucapan yg disertai dengan perbuatan diiringi dengan ketulusan niat dan dilandasi dengan Sunnah. Kata beliau selanjutnya “Sebab iman itu apabila hanya ucapan tanpa disertai perbuatan adalaha kufur apabila hanya ucapan dan perbuatan tanpa diiringi ketulusan niat adalah nifaq sedang apabila hanya ucapan perbuatan dan ketulusan niat tanpa dilandasi dgn sunnah adalah bid’ah.
            Menurut hasan hanafi para teolog muslim dalam membicarakan tentang iman ,ada empat istilah kunci yang biasanya dipakai yaitu:
v  Marifah bi al-aql atau dengan menggunakan akal
v  Amal ,pernuatan baik dan patuh
v  Iqrar , pengakuan secara lisan
v  Tashdiq ,atau membenarkan dalam hati

1.Iman jika hanya diucapkan oleh mulut saja dan belum dilakukan dengan perbuatan belumlah dikatakan orang yang beriman ,sesuai dengan isi kandungan alqur’an Qs al-baqarah ,2:8-9 yang artinya:
       “Dan diantara manusia itu ada yang mengatakan dirinya beriman ‘’kami beriman lepada Allah dan pada hari akhirat ‘’sedang yang sebenarnya mereka bukanlah orang-orang yang beriman, tetapi mereka menipu diri mereka sendiri dan mereka tidak sadar”

2.Iman dalam arti hanya perbuatannya saja yang beriman, tetapi ucapan dan hatinyatidak beriman., dapat dilihat dari QS. An- Nisa, 4: 142:.yang artinya:
             “Sesungguhnya orang-orang munafik (beriman palsu) itu hendak menipu mereka.Apabila mereka berdiri mengerjakan sembahyang, mereka berdiri dengam malas , mereka ria (mengambil muka) kepada manusia dan tiada mengingat Allah melainkan sedikit sekali”

3.Iman dalam arti yang ketiga adalah tashdiqun bi al-qalb wa amalun bi al-jawatih,    artinya keadaan dimana pengakuan dengan lisan itu diiringi dengan pembenaran hati,dan mengerjakan apa yang diimankannya dengan perbuatan anggota badan.


 Contoh iman model ini dapat dilihat dalam QS. Al- Hadid, 57:19:
yang artinya: 
“Dan orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mereka itu adalah orang- orang yang Shiddiqien”.

Berdasarkan informasi ayat-ayat tersebut dapat diketahui bahwa di dalam al-Qur’an kata iman digunakan untuk tiga arti yaitu iman yang hanya sebatas pada ucapan, iman sebatas pada perbuatan, dan iman yang mencakup ucapan. Perbuatan dan keyakinan dalam hati.

B.fungsi iman dalam kehidupan sehari-hari
·                 Iman dengan disertai dengan  amal shaleh dapat menjadi kunci akan dibukakanya kehidupan yang baik, makmur dan sejahtera
·                 Iman dapat menimbulkan ketenangan jiwa
·                 Iman akan menimbulkan kasih sayang antar sesama
·                 Lebih mendekatkan diri kepada sang pencipta
·                 Iman akan membebaskan manusia dari kekuasaan orang lain
·                 Orang beriman akan mendapatkan pertolongan dari allah SWT
·                 Membawa keberkahan dilangit dan di bumi
·                 Memberikan ketengan dalam jiwa
·                 Dijanjikan akan mendapatkan syurga
·                 Dengan iman hidup akan terarah
·                 Iman membawa manusia pada kedamaian
·                 Dengan iman hidup kita  lebih sederhana
·                 Dengan iman ketika akan menjadi lebih semangat dalam mencapai sesuatu
·                 Iman membuat kita menjadi lebih sabar

C. Hal-hal yang dapat meningkatkan keimanan
·         Mejalankan perintah allah dan menjauhi laranganya
·         Senantiasa meningkatkan ketaqwaan
·         Ilmu, yaitu dengan meningkatkan ilmu tentang mengenal Allah SWT sepertimakna dari nama-nama-Nya, sifat-sifat-Nya, dan perbuatan-perbuatan-Nya.Semakin tinggi ilmu pengetahuan seseorang terhadap Allah dan kekuasaan-Nya,maka semakin bertambah tinggi iman dan pengagungan serta takutnya kepadaAllah SWT

·         Merenungkan ciptaan Allah, keindahannya, keanekaragaman-Nya, dankesempurnaan-Nya. Maka kita akan sampai pada kesimpulan : Siapa yangmerancang, menciptakan dan mengatur semua ini ? Jawabannya hanya Allah
·         Perbanyaklah membaca Al-Qur’an dan renungkan maknanya.
·         Pelajari ilmu-ilmu mengenai asmaul husna


2.      Dampak Negative Globalisasi
Dampak negatif globalisasi mau tidak mau bakal melanda, setelah itu tergantung dari kitanya mau atau tidak meminimalisir dampak buruk tersebut dan tentu lebih baik jika dihilangkan. Globalisasi membuat dunia menjadi lebih mudah dan dekat dan itulah salah satu pengaruh positif dari globalisasi yang bisa kita rasakan. Namun dalam artikel ini kita akan membahas mengenai pengaruh buruknya, dan inilah beberapa dampak negatif globalisasi terhadap kehidupan dunia.
A.Sekilas Mengenai Globalisasi

Apa Sih Globalisasi Itu?
Sebelum kita mengupas lebih dalam apa pengaruh buruk kehadiran globalisasi terhadap kehidupan dunia ini, ada baiknya kita membahas mengenai pengertian dari globalisasi itu sendiri. Globalisasi menurut situs media ensiklopedia online terbesar diinternet adalah proses integrasi internasional yang terjadi karena pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek budaya.
Dari pengertian yang dijelaskan oleh Wikipedia itu kita bisa mengartikan bahwa saat ini dunia seolah-olah menjadi dekat dan menyatukan masyarakat dunia yang berbeda-beda seolah menjadi satu. Seorang ahli dalam hal ini yaitu Thomas L. Friedman (seorang jurnalis terkemuka) mengatakan bahwa globalisasi berlangsung semakin cepat dan dampaknya pun terhadap sesuatu akan terus berkembang.
B.Dampak Negatif Globalisasi
1.      Arus Informasi Semakin Deras dan Tidak Terkendali.Ketahuilah bahwa globalisasi tidak selamanya memberikan dampak posisif terhadap dunia dan kehidupan yang ada didalamnya, melainkan juga memberikan dampak negatif yang salah satu diantaranya adalah arus informasi yang begitu deras dan tidak terkendali. Dalam hal ini kita harus bisa memilah dan memilih informasi yang baik bagi kita karena tidak semua informasi itu baik bagi kita.

2.      Merebaknya Westernisasi (Sikap Kebarat-baratan).Tentunya sikap seperti ini tidak selamanya buruk, namun ada baiknya jika kita bangga dan menerapkan budaya asli Indonesia disekitar lingkungan kita. Kehadiran globalisasi memberikan dampak buruk pada penerapan budaya-budaya lokal Indonesia yang semakin luntur, namun perkembangan penggunaan budaya-budaya dari barat semakin banyak dan terus berkembang dinegeri ini tentunya.

3.      Sikap Individualisme yang Semakin Banyak Muncul.Nah ini dia dampak buruk dari globalisasi yang langsung bisa kita rasakan dimasyarakat yaitu semakin munculnya sikap-sikap individualisme ditengah masyarakat. Buktinya ketika kita berkumpul dengan banyak orang, ada saja orang-orang yang asik dengan gedgetnya. Ini membuktikan bahwa sikap individualisme semakin muncul dan kita harusnya sadar bahwa manusia adalah makhluk sosial.

4.      Jurang Pemisah Si Kaya dan Si Miskin Semakin Lebar.Globalisasi memberikan pengaruh buruk terhadap kesenjangan sosial seperti misalnya semakin lebarnya jurang atau gap antara si kaya dan si miskin. Globalisasi memberikan kesempatan kepada orang berpendidikan dan yang memiliki modal besar untuk semakin kaya, dan disatu sisi globalisasi memberikan kesempitan kepada orang yang kurang mampu menjadi semakin susah.

5.      Meningkatnya Pola Hidup Konsumtif.Sudah menjadi rahasia umum bahwa saat ini semakin banyak saja produk-produk yang ada di tanah air baik itu produk asli Indonesia maupun produk impor dari luar negeri. Keadaan ini mau tidak mau membuat masyarakat Indonesia khususnya para pencinta kenikmatan dunia berlomba-lomba membeli dan mengumpulkan produk-produk yang belum tentu dia butuhkan, hanya sebuah keinginan semata.

6.      Budaya Indonesia yang Semakin Lama Semakin Terkikis. Keadaan ini ada hubungannya dengan apa yang dijelaskan pada point yang kedua yaitu merebaknya westernisasi atau kebarat-baratan yang tentunya berdampak langsung kepada semakin terkikisnya budaya asli Indonesia. Saat ini mungkin orang lebih kenal dengan budaya-budaya orang luar daripada budaya Indonesia itu sendiri, misalnya kita lebih kenal dengan lagu Korea ketimbang lagu Bubuy Bulan.


7.      Lunturnya Sikap-sikap Ke-Indonesiaan.Satu lagi yang perlu menjadi catatan bahwa globalisasi juga memberikan pengaruh negatif terhadap lunturnya sikap-sikap ke-Indonesiaan yang selema ini lekat dengan kita misalnya gotong royong, tepa selira, solidaritas, kepedulian, kesetiakawanan sosial, dan lain sebagainya itu. Kemana perginya sikap-sikap itu? Semoga ini hanya sebuah kekhawatiran belaka dan tidak benar-benar terjadi.



3.      Peranan Iman Dalam Era Globalisasi
Perubahan dan Dampak Arus Globalisasi Globalisasi membawa banyak tantangan baik itu menyangkut bidang sosial, budaya, ekonomi, politik, bahkan menyangkut semua aspek kehidupan manusia. Globalisasi ini membawa dampak positif dan negatif bagi kepentingan bangsa dan ummat kita. Dampak positif, misalnya, makin mudahnya kita memperoleh informasi dari luar sehingga dapat membantu kita menemukan alternatif-alternatif baru dalam usaha memecahkan masalah yang kita hadapi.  Misalnya, melalui internet kini kita dapat mencari informasi dari seluruh dunia tanpa harus mengeluarkan banyak dana seperti dulu.  Demikian pula, dalam hal tenaga kerja, dana, maupun barang.  Di bidang ekonomi, perdagangan bebas antar negara berarti makin terbukanya pasar dunia bagi produk-produk kita, baik yang berupa barang atau jasa (tenaga kerja). Dampak negatifnya adalah masuknya informasi-informasi yang tidak kita perlukan atau bahkan merusak tatanan nilai yang selama ini kita anut.  Misalnya, budaya perselingkuhan yang dibawa oleh film-film Italy melalui TV, gambar-gambar atau video porno yang masuk lewat jaringan internet, majalah, atau CD ROM, masuknya faham-faham politik yang berbeda dari faham politik yang kita anut, dsb.  Di bidang ekonomi, perdagangan bebas juga berarti terbukanya pasar dalam negeri kita bagi barang dan jasa dari negara lain.
Dalam kaitannya dengan ummat  Islam Indonesia, dampak negatif yang paling nyata adalah perbenturan nilai-nilai asing, yang masuk lewat berbagai cara, dengan nilai-nilai agama yang dianut oleh sebagian besar bangsa kita.  Mengingat agama Islam adalah agama yang berdasarkan hukum (syari’ah), maka perbenturan nilai itu akan amat terasa di bidang syari’ah ini.  Globalisasi informasi telah membuat ummat kita mengetahui praktek hukum (terutama hukum keluarga) di negeri lain, terutama di negeri maju, yang sebagian sama dan sebagian lagi berbeda dari hukum Islam.  Keberhasilan negara maju yang sekuler dalam bidang ekonomi telah membuat segala yang berasal dari negara tersebut tampak baik dan hal ini dapat menimbulkan keraguan atas praktek yang selama ini kita anut.  Contoh hukum Islam yang berbeda dari hukum sekuler di negeri maju antara lain: hukum waris, kedudukan wanita dan pria dalam perkawinan, kedudukan anak pungut/anak angkat dalam keluarga, hak asasi anak, hak asasi manusia, hukum rajam, hukum potong tangan, definisi zina, perkawinan campur dll.

4.      Membentuk Generasi Masa Depan Dengan Benteng Iman
Saran normatif yang selalu kita dengar adalah  dengan meningkatkan iman dan taqwa kita kepadaAllah Swt.  Logikanya, dengan iman yang teguh, maka segala macam godaan untuk menyimpang dari hukum Allah akan dapat ditepis.  Saran ini memang mudah diucapkan tetapi tidak mudah untuk dilaksanakan, mengingat kuatnya godaan dan gempuran globalisasi ini, terutama oleh ummat yang awam.  Apalagi kalau diingat bahwa, agar berhasil secara nasional, peningkatan keimanan dan ketaqwaan ini bukan hanya individual, melainkan juga kolektif.  Secara individual, kita mungkin bisa menyuruh diri kita sendiri, kalau kita mau, untuk melakukan hal-hal yang dapat meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah.  Namun, untuk bisa meningkat secara kolektif, maka diperlukan usaha-usaha tambahan untuk mempengaruhi orang lain agar mau melakukan hal-hal yang dapat meningkatkan iman dan taqwa mereka.  Kita perlu ‘reach-out’.   Dalam kalangan muslim, ini disebut dakwah. Dakwah dalam keluarga maupun dalam masyarakat yang menyangkut kehidupan sehari – hari. Baik pada era globalisasi maupun bukan, sebaiknya peran iman digunakan sebagai:
·         Iman sebagai pertahanan & adaptasi arus budaya global yang dianggap kurang sesuai dengan budaya lokal & ajaran islam.
·         Iman sebagai alat untuk Memilih & Menggunakan tenologi bagi kepentingan kebaikan publik – sekarang & kedepan, sesuai ajaran islam.
·         Iman sebagai filter & pegangan dalam bersosialisasi, sesuai ajaran islam.
·         Iman sebagai alat untuk memilih & menyaring sistem & implementasi perkonomian yang akan dijalani bagi kehidupan pribadi & lingkungan, sesuai ajaran islam.


BAB IV. A. Penutup

1.Kesimpulan
            Globalisasi sudah menjadi realitas dalam kehidupan semua bangsa. Tak ada tempat untuk melarikan diri dari gelombang globalisasi. Bagi umat Islam, globalisasi merupakan bentuk tantangan yang harus dibentengi dengan penanaman iman seseorang. Jika seseorang memiliki iman yang tinggi maka globalisasi yang bersifat negatif akan segera terbendungi. Namun, bagaimanapun globalisasi itu memang fakta dalam kehidupan global. Globalisasi memiliki dua sisi positif dan negatif. Yang dituntut dari kita yaitu kearifan dalam menyikapinya. Ini menuntut kita untuk sanggup memberikan contoh peradaban yang komprehensif, mengerahkan  segenap usaha yang sungguh-sungguh dan penuh keikhlasan untuk  merekonstruksi diri kita sekali lagi agar tidak terjebak dalam kekacauan sikap dan kepicikan pandangan. Mereka harus memberi sebagaimana mereka telah mengambil. Dan semua itu sangat mungkin. Berbagai peristiwa sejarah telah menunjukkan bahwa penduduk dunia menjadi saksi bagi kita ketika mengatakan sesuatu yang bermanfaat.
Bila kita beriman bahwa dunia ini ada yang punya yaitu Sang Pemilik tersebut Allah Yang Maha Bijaksana. Ada hari akhir untuk mengevaluasi segala tingkah laku kita. Setiap pikiran, ucapan dan perbuatan kita telah disiapkan pahala atau siksa. Maka hidup dalam kondisi seperti ini menuntut perhitungan lain. Kita mestinya akan menghitung dan mengawasi perbuatan kita sendiri. Hawa nafsu yang senantiasa bergejolak akan lebih baik dikendalikan. Perbuatan-perbuatan yang tidak diinginkan oleh Sang Pemilik dunia ini sebaiknya juga tidak kita lakukan. Karena kita tahu, seluruh perbuatan baik atau buruk, akan diperiksa oleh-Nya. Allah senantiasa bersama kita. Segala puji hanya bagi Allah Swt berharap semoga Allah Swt memberikan kekuatan kepada kita dalam mengemban agama-Nya, dalam membangun peradaban dan kebudayaan. Semoga Dia senantiasa memberikan manfaat yang sebanyak-banyaknya kepada kita.

2.Saran
            Untuk generasi saat ini dan yang akan datang seyogyanya kita selalu menyaring dengan teliti apa yang masuk dalam kehidupan kita. Kita tidak di tuntut untuk menjadi orang yang Veodal , kita sangat di perbolehkan menerima kemajuan zaman . Akan tetapi kita harus tau mana yang baik untuk kita terima dan mana yang buruk yang harus kita buang/tinggalkan.



REFRENSI.

BUKU Pendidikan Agama Islam



Komentar

Postingan Populer