LAPORAN MAGANG 1 DI SMAN 6 SURAKARTA

LAPORAN MAGANG 1
DI SMAN 6 SURAKARTA









Disusun oleh

Muhamad Isna Qurrata A’yun
NIM : K5416071






PROGRAM STUDY PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAKARTA
2017


KATA PENGANTAR



Alhamdulillah hirobilallamin puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita semua kesehatan , kenikmatan , kekuatan dan lain-lain sehingga kita bisa melaksanakan kegiatan magang dan menyusun laporan kegiatan magang satu ini yang kami laksanakan di SMAN 6 Surakarta dengan sangat lancer tanpa ada halangan.

Dan tak lupa shalawat dan salam kita sanjung agungkan kepada junjungan dan panutan kita nabi Muhammad SAW yang insyaallah kita nantikan syafaatnya di yaumil akhir nanti.Aamin allahumma amin. Karena tanpa syafaat yang di berikan kepada kita , kita akan celaka di kemudian hari nanti . Na’uzubillah hi minzalik.

Tujuan dari kegiatan magang ini adalah untuk menambah wawasan,pemahaman dan pengalaman. Serta untuk mengaplikasikan teori- teori yang telah di berikan di kampus ke dunia kerja atau ke sekolah yang sesungguhnya. Dengan begitu penulis bisa tahu bagaimana lingkungan kerja atau sekolah , budaya sekolah dan beberapa bentuk model pembelajaran dari guru bidang study geografi . Selama kurang lebih satu minggu kegiata magang penulis memiliki kesempatan untuk melakukan pengamatan baik itu budaya sekolah ataupun dari pembelajaran di dalam kelas .

Dalam menyelesaikan laporan magang satu ini penulis tidak lepas dari bantuan , bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak baik orang tua, Dosen , bapak/ibu guru SMAN 6 surakarta , dan teman-teman  yang mendorong dari belakang.

Atas segala bimbingan dan bantuan serta kerjasama yang baik yang di berikan selama penulis melaksanakan kegiatan magang satu ini, maka penulis ucapkan terimakasih dan hanya dapat mendoakan semoga kebaikan tersebut di balas Allah SWT dengan pahala yang berlipat ganda . Amin .

Selain itu penulis menyadarai bahwa di dalam penulisan laporan magang satu ini masih terdapat banyak kekurangan, maka dengan segala kerendahan hati penulis meminta maaf dan akhir kata penulis berharap agar upaya ini bisa mencapai maksud yang di inginkan dan semoga tulisan ini bermanfaat bagi semua orang.


Surakarta, 22 Mei 2017

Penulis
(M. Isna Qurrata A’yun)



DAFTAR ISI


JUDUL ………………………………………………………………………………….
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………….
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………….
A.    Latar Belakang …………………………………………………………..
B.     Tujuan dan Manfaat ……………………………………………………..
C.     Tempat dan Waktu ………………………………………………………
BAB II PELAKSANAAN ………………………………………………………………
A.    Hasil Setiap Aspek
1)      Aspek Kompetensi Kepribadian …………………………………
2)      Aspek Kompetensi Sosial ………………………………………..
3)      Kultur Sekolah …………………………………………………...
4)      Pedagogik .......................................................................................
B.     Faktor Pendukung dan Penghambat ……………………………………..
C.     Hasil yang di peroleh …………………………………………………….
BAB III PENUTUP ……………………………………………………………………....
A.    SIMPULAN ………………………………………………………………
B.     SARAN …………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………….


BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang

Pendidikan adalah investasi masa depan yang tak ternilai, untuk itu Kementrian Pendidikan dan Budaya telah berkomitmen bahwa pendidikan bagi generasi emas ini harus dimulai dengan serius dan disiapkan dengan sepenuh hati. Selain itu, bahwa proses penyemaian generasi emas ini harus dibarengi dengan penyiapan guru profesional melalui suatu sistem pendidikan guru yang bermutu dan akuntabel yaitu melalui kegiatan magang kependidikan.
Berkaitan dengan usaha untuk menyiapkan calon pendidik yang berkualitas, maka Universitas Sebelas Maret khususnya Program Studi Pendidikan Geografi telah mencanangkan suatu program dimana mahasiswanya akan dibekali pengetahuan serta keterampilan dalam mendidik. Selain itu, program ini merupakan ajang pembelajaran bagi mahasiswa kependidikan untuk mengetahui bagaimana kelayakan menjadi seorang pendidik yang mempunyai kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial , dan profesional. Program studi kependidikan mengadakan program magang secara berkala yaitu magang 1, 2, dan 3 untuk menyiapkan guru yang berkompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan kepribadian. Pada kesempatan ini praktikan telah melaksanakan program magang kependidikan 1.
Magang kependidikan 1 merupakan mata kuliah berbobot  yang dapat mempersiapkan mahasiswa untuk terjun ke dunia pendidikan. Pada proses magang kependidikan 1 ini mahasiswa ditekankan untuk melakukan observasi sekolah. Observasi yang dilakukan yaitu meliputi profil sekolah, gambaran sekolah, kultur sekolah, kopetensi pendidik, perangkat pembelajaran, dan proses pembelajaran yang dilakukan oleh satu guru model.
B.     Tujuan dan Manfaat

a.       Tujuan
Secara umum, program Magang Kependidikan bertujuan untuk membentuk pengetahuan, keterampilan, dan sikap profesional mahasiswa sebagai calon pendidik. Secara khusus program Magang Kependidikan I bertujuan khusus untuk membangun landasan jati diri pendidik dan menetapkan kompetensi akademik kependidikan melalui:
a.Pengamatan langsung kultur sekolah
b.Pengamatan terhadap karakteristik profesi guru
c.Pengamatan untuk memperkuat pemahaman peserta didik
d.Pengamatan langsung proses pembelajaran di kelas
e.Refleksi hasil pengamatan proses pembelajaran.





b.      Manfaat
Program magang ini diharapkan bermanfaat bagi mahasiswa, sekolah tempat magang, dan Universitas Negeri Sebelas Maret. Penjabaran manfaat magang kependidikan 1 sebagai berikut:
a.Bagi mahasiswa

1.      Mendapatkan pemahaman, penghayatan, dan pengalaman di bidang manajemen dan kultur sekolah
2.      Mendapatkan pengalaman melalui pengamatan terhadap proses membangun kompetensi pedagogik, kepribadian, dan sosial di sekolah
3.      Mendapatkan pengalaman dan penghayatan melalui pengamatan terhadap proses pembelajaran di kelas
4.      Memperoleh daya penalaran dalam melakukan penelaahan, perumusan dan pemecahan masalah pendidikan yang ada di sekolah.

                        b.Bagi SMAN 6 Surakarta.

1.      Menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan antara sekolah tempat magang dengan Universitas Negeri sebelas Maret
2.      Memperoleh kesempatan untuk ikut serta dalam menyiapkan calon guru yang berdedikasi dan professional
3.      Mendapatkan bantuan pemikiran, tenaga, ilmu, dan teknologi dalam penyelenggaraan sekolah
4.      Merencanakan serta melaksanakan pengembangan sekolah.

c.Bagi Universitas Sebelas Maret

1.      Mendapatkan informasi tentang manajemen dan kultur sekolah
2.      Mendapatkan informasi tentang proses membangun kompetensi pedagogik, kepribadian, dan sosial di sekolah
3.      Mendapatkan informasi tentang proses pembelajaran di kelas
4.      Mendapatkan masukan yang berguna untuk penyempurnaan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja.

C.     Tempat dan Waktu
Nama sekolah : SMAN 6 Surakarta
Alamat : Jl. Mr. Sartono No.30, Nusukan, Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57136
No
              Hari/Tanggal
                                               Kegiatan
                 Lokasi
1
Rabu/10 Mei 2017
Survey awal dan Kesepakatan Awal dengan pihak sekolah
SMAN 6 Surakarta
2
Senin/ 15 Mei 2017
Observasi di kelas 10 IPS 2
SMAN 6 Surakarta
3
Rabu/17 Mei 2017
Wawancara dengan guru geografi SMAN 6 Surakarta
SMAN 6 Surakarta
4
Jumat /19 Mei 2017
Observas Budaya Sekolah
SMAN 6 Surakarta



BAB II PELAKSANAAN


A.Hasil Setiap Aspek
1)      Aspek Kompetensi Kepribadian

Melihat dari aspek kopetensi kepribadiannya ada beberapa poin yang saya catat , meliputi :
a.       Kompetensi Kepribadian Pada Guru

·                     Guru bidang studi menarik perhatian peserta didik dalam pembelajaran. Sang guru cenderung peduli dengan peserta didik nya dan berusaha mendengarkan pendapat peserta didik ketika berdiskusi. Yang saya amati dari model pembelajaran di SMAN 6 Surakarta adalah kecenderungan dalam berdiskusi dan pembelajarannya cenderung study kasus. Pembelajaran semacam ini yang di butuhkan peserta didik, dengan pembelajaran semacam ini akan memberikan makanan yang bergizi kepada peserta didik nya.

·                     Guru bidang study suka berkolaborasi membahas pelajaran dengan siswa-siswanya. Masalah yang sering di alami semua siswa-siswi di indonesia adalah tindakan guru yang suka memberikan tugas kemudian meninggalkan siswa-siswinya untuk mengerjakan sendiri dan tidak mendampingi pengerjaanya. Dalam pengamatan saya di SMAN 6 Surakarta guru cenderung membahas pelajaran dengan para siswa-siswinya. Memberikan tugas kemudian membiarkan siswa menjawab dengan pemahaman mereka dari beberapa refrensi yang mereka temui , kemudian mempresentasikan dengan menggunakan media ( laptop dan monitor proyektor ). Selanjutntya guru membahas dengan refrensi yang di miliki guru tersebut, jadi hasil dari pembelajaran cenderung tidak monoton dan jika refrensinya banyak bisa menambah kefaliditasannya.

b.      Hal hal lainnya meliputi kompetensi Kepribadian , meliputi :

a.         Berperilaku yang dapat diteladani peserta didik
Dalam kegiatan belajar mengajar guru selalu mengajarkan kepada peserta didik untuk bersikap jujur. Misalnya saja pada saat menilai hasil tugas kelompok.
Peserta didik diajarkan untuk obyektif dalam menilai pekerjaan temannya dan tidak bersikap subyektif. Hal ini dilakukan guru untuk melatih tanggung jawab peserta didiknya. 

b.         Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, wibawa
Dari hasil obvervasi kegiatan belajar mengajar di kelas X IPS 3 SMA Negeri 6 Surakarta, guru mampu menunjukkan sebagai sosok yang berwibawa. Itu terlihat saat guru mampu mengkondisiskan suasana dalam kelas yang nyaman dan kondusif untuk kegiatan belajar mengajar. Guru juga mampu menjadi sosok yang dewasa dalam menjelaskan materi kepada peserta didik dan juga senantiasa membimbing peserta didiknya jika mengalami kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan.

c.         Berperilaku jujur, tegas, adil dan manusiawi
Pada saat belajar mengajar, guru selalu menunjukkan sikap yang tegas. Hal ini ditunjukan dari sikap guru yang akan menegur peserta didik yang membuat keributan dikelas. Biasanya guru akan menegur secara halus terlebih dahulu, namun jika sudah tidak bisa ditegur secara halus maka guru akan mengeluarkan peserta didik dari ruang kelas.

2)      Aspek Kompetensi Sosial
Dari pengamatan saya di SMAN 6 Surakarta tentang aspek kompetensi sosialnya meliputi 2 hal :
1)                  Tingkat kooperatifan mengajar di lingkup kelas bagus.
Maksud penulis di sini adalah ketika penulis memperhatikan guru bidang setidy mengajar maka penulis teringan dengan guru geografi penulis dulu di SMA. Sang guru mampu mengatur pembahasan apa saja pada hari itu , kemudian cara atau metode pembahasan yang seperti apa yang harus di gunakankan dan  kapan harus selesai pembahasan itu semua tertata dengan rapi. Jadi bisa di katakan goal dari pembahasan materi di hari itu bisa tercapai.
2)      Kurangnya Komunikatif Dalam Pembelajaran. Dalam pengamatan penulis, penulis merasa kurangnya interaksi yang di berikan guru kepada peserta didik. Karena pada pembelajaran kita biasanya di berikan cerita- cerita yang melebar dari pembahasan yang tujuannya untuk menambah wawasan peserta didik.

Kegiatan pengamatan kompetensi lainnya kompetensi Sosial, meliputi :

a.         Sikap dan perikau seorang guru
Dilihat dari segi sikap terhadap teman sejawat hubungan yang terjalin saling menghargai, dan memiliki toleransi antar sesama, cara berkomunikasinya santun dengan menggunakan tata bahasa yang baik dan benar. Dari cara bersikap dan berperikau dengan peserta didik, guru menunjukkan sosok yang berwibawa dan dewasa sehingga dapat diteladani oleh peserta didiknya.

b.         Adaptasi dengan lingkungan tempat kerja
Berdasarkan observasi, lingkungan di SMA Negeri 6 Surakarta sangat mendukung untuk proses belajar mengajar. Lingkungan yang hijau, asri dan nyaman membuat kegitan belajar tidak melulu dilakukan di ruang kelas. Guru-guru di SMA Negeri 6 Surakarta memberi tanggapan yang positif mengenai predikat Sekolah Adiwiyata. Guru beranggapan bahwa ini merupakan daya tarik tersendiri bagi SMA Negeri 6 Surakarta karena dapat mewujudkan warga sekolah yang cinta terhadap lingkungan serta beradaptasi di lingkungan dengan sangat baik

3)      Kultur Sekolah

Dalam pembahasan ini penuls akan mendeskripsikan Kultur sekolah di SMAN 6 surakarta. Ada 2 jurusan di SMAN 6 Surakarta yaitu IPS dan IPA. IPA ( Ilmu Pengetahuan Alam ) terdiri dari 5 kelas dan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) terdiri dari 5 kelas. Di setiap kelas ada 25 – 30 siswa. Untuk melihat budayanya lebih dalam lagi bisa kita amati dari beberapa tempat , meliputi :

1.      Kelas
            Pembukaan kelas tidak ada salam untuk guru, tidak ada doa pembukaan bersama , tetapi langsung semua di mulai oleh guru bidang studi. Kondisi kelas cenderung kondusif ,tidak ada yang ramai sendiri atau bertingkah berlebihan. Ketika pembelajaran sudah mulai siswa langsung berfokus ke mata pelajaran. Model pembelajaran cenderung berkelompok / diskusi . Ada kewajiban siswa untuk melepas almamater ketika sudah masuk kelas, tetapi terkadang ada guru yang membolehkan siswanya untuk tidak melepas almamater.\

2.      Kantin
                  Siswa tertib ketika bel istirahat di bunyikan. Semua siswa dan guru baru ramai di kantin benar-benar saat istirahat. Ada beberapa hal yang perlu di perhatikan ketika observasi di kantin yaitu para siswa-siswi meninggalkan sampah-sampah makanan dan minuman di kantin tersebut.

3.      Parkiran
            Parkiran rapi dalam menata kendaraan-kendaraan. Dalam hal kerapihan SMAN 6 Surakarta mengedepankan hal itu. Karena SMAN 6 Surakarta ingin membuat sekolahnya menjadi Greenschool se Indonesia. Dari pengamatan penulis sendiri memang hal tersebut lagi di upayakan dari pihak sekolah. Kegiatan penghijauan sangat di dukung di SMAN 6 Surakarta.
            Di SMAN 6 Surakarta pengguna kendaraan paling banyak adalah motor dan sepeda. Pengguna kendaraan mobil tidak ada dan yang lainnya di antar orang tuanya ke sekolah.




4.      Lobi
            Lobi SMAN 6 Surakarta selalu terlihat rapih dan bersih. Bila memasuki waktu istirahat para siswa siswi mengisi tempat duduk yang ada di lobi dan melakukan beberapa kegiatan. Beberapa kegiatannya meliputi membaca, mengerjakan tugas dengan laptop dan ada juga yang hanya berbincang-bincang.
            Selain itu juga ketika bunyi bel masuk semua siswa siswi langsung masuk ke dalam kelas untuk siap siap mengikuti mata pelajaran selanjutnya. Tetapi ada juga beberapa siswa yang masih santai-santai di tempat duduk di lobi.



5.      Masjid
            Hal yang paling membuat penulis takjub terhadap siswa siswi SMAN 6 Surakarta adalah ketika melakukan observasi di masjid SMAN 6 Surakarta melihat siswa siswi nya ketika memasuki waktu istirahat pertama banyak yang menuju ke masjid untuk melakukan sholat duha. Beberapa dari mereka tidak langsung menuju kantin, tetapi menuju masjid yang jaraknya lumayan jauh.
            Setelah jam istirahat pertama selesai ternyata masih ada beberapa siswa yang datang menuju masjid untuk melakukan ibadah sholat duha. Ternyata hal ini di lakukan bukan untuk membolos jam pelajaran tetapi memang mendapat anjuran dari guru bidang study agamanya untuk yang belum sholat duha di persilahkan sholat duha terlebih  dahulu sebelum kbm di mulai.

6.      Area Pembuatan Pupuk
Siswa siswi di SMAN 6 Surakarta di berikan sebuat lahan yang dimana di gunakan sebagai area pembuatan pupuk. Siswa siswinya di berikan skil tambahan dalam pengolahan pertanian terutama pada pembuatan pupuk kompos. Pupuk kompos yang di buat dengan bahan-bahan organik yang sudah mengalami pembusukan.

4)      Pedagogik

Kompetensi Pedagodik

a.         Inovasi-Inovasi dalam kegiatan belajar mengajar
Guru selalu malakukan inovasi inovasi dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Misalnya saja mengenai model pembelajarannya. Model pembelajaran tidak melulu dilakukan di dalam kelas dengan metode ceramah, pembelajaran bisa dilakukan dengan menggunakan metode tanya jawab ular tangga, memberikan tugas praktek kepada peserta didik yang berupa proyek, portofolio perkompetensi dasar serta penelitian ke masyarakat.
Inovasi-inovasi pembelajaran ini biasanya di diskusikan oleh Tim MGMP mata pelajaran bersangkutan. Dalam pertemuan MGMP juga dibahas mengenai penyusunan perangkat (RPP. PROTA, PROMES), bedah SKL, serta sharing materi pembelajaran.

b.         Permasalahan peserta didik yang ditemui guru
Dalam kegiatan pembelajaran di kelas, guru kerap mendapati peserta didik yang kurang aktiv di kelasnya serta percaya diri peserta didik yang masih kurang. Guru juga mendapati siswa yang dikelas banyak melamun dan tidak fokus terhadap kegiatan belajar mengajar. Hal itu terjadi karena ada permasalahan dengan pacarnya, yang memang pada usia-usia SMA mereka hal tersebut biasa terjadi.

c.         Upaya guru dalam menangani peserta didk yang bermasalah
Untuk mengatasi peserta didik yang dikelas masih kurang aktif dan rasa percaya diri yang kurang, guru memaparkan materi pembelajaran dengan cara presentasi kelompok dan tanya jawab dengan moderl ular tangga. Jika dengan cara pemaparan materi yang dilakukan oleh guru banyak yang tidak memperhatikan dan kuran fokus akan materi, maka cara presentasi kelompok dan tanya jawab dengan ular tangga dinilai cukup efektif untuk menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik dalam menyampaikan pendapatnya mengenai materi yang diajarkan.
 
d.         Sarana yang mendukung dalam kegiatan pembelajaran
Dalam peenyampaian materi disamping menggunakan buku pendamping seperti buku paket dan LKS (Lembar Kegiatan Siswa), guru juga menyampaikan meteri dengan mengunakan video atau gambar gambar yang ditampilkan di layar proyektor (LCD) kemudian peserta didik diberi tugas untuk melakukan analisis. Di SMA Negeri 6 Surakarta disetiap kelas sudah tersedia layar proyektor yang memudahkan guru dalam penyampaian materi pembelajaran.



B.Faktor Pendukung dan Penghambat

   Dalam melakukan setiap kegiatan kita selalu menemukan sebuah fenomena. Fenomena-fenomena itu yang mewarnai kegiatan kita. Fenomena yang di dapatkan tidak selalu terang/positif saja tetapi ada juga yang gelap/negative. Maksudnya adalah ketika kita melakukan suatu kegiatan yang salah satunya adalah kegiatan magang ini pasti ada factor pendukung dan penghambatnya. Dan berikut ini akan kita bahan beberapa factor pendukung dan penghambat yang penulis dapat ketika melakukan magang di SMAN 6 Surakarta , di antaranya :

a.       Faktor Pendukung
o   Dari pihak kampus yang memperlancar kepengurusan kegiatan magang tanpa ada hambatan
o   Dari pihak sekolah yang langsung bersedia memberikan kami kesempatan untuk magang di SMAN 6 Surakarta
o   Salah satu rekan penulis yang merupakan alumni dari SMAN 6 Surakarta yang sudah paham seluk belum SMA 6 Surakarta
o   Guru bidang studi geografi yang sangat peduli dengan kami sehingga kami di bantu sampai kegiatan magang kami selesai
o   Ibu bapak guru yang lain yang juga mendukung kegiatan kami
o   Siswa – siswi SMAN 6 Surakarta yang dengan tidak keberatan ketika kami memasuki kelas mereka untuk melakukan observasi
o   Siswa – siswi SMAN 6 Surakarta yang juga mendukung kami dengan memberikan informasi kepada kami

b.      Faktor Penghambat
o   Waktu yang terlalu mepet dengan kegiatan Ujian Nasional yang menyulitkan penulis untuk mencari sekolahan yang bersedia di jadikan tempat magang.
o   Waktu pelaksanaan kegiatan magang yang membuat penulis terpaksa tidak mengikuti kegiatan perkuliahan.
o   Urusan surat menyurat yang membuat penulis terlalu terburu-buru untuk mengajukannya
o   Jadwal bertemunya dengan guru bidang studi yang pada waktu itu masih terlalu sibuk

C.Hasil yang di peroleh

            Dari hasil pengamatan kita mendapatkan pengetahuan tentang system belajar di kelas dan budaya sekolah. Ada beberapa bagian yang penulis amati di dalam pembelajaran di kelas yaitu pembawaan guru dalam mengajar dan cara siswa untuk belajar. Yang sudah penulis dapat dari kegiatan magang kemarin adalah bahwa untuk menyatukan tujuan antara keduanya supaya pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan menyenangkan itu perlu yang namanya strategi mengajar. Di dalam strategi mengajar sering kali guru bidang studi mencari tahu apa yang lagi di sukai oleh peserta didik. Tujuan guru untuk mencari tahu hal demikian adalah supaya pembahasan dalam kelas itu nyambung dan menarik antara pesrta didik dengan guru pengajar. Dengan adanya sebuah ketertarikan tersebut maka konsentrasi semua nya akan mengerucut menjadi satu konteks pembahasan. Disinilah kunci untuk membuat pembelajaran menjadi bermutu dan mampu memberikan makanan yang bergizi kepada pesert didik.

            Dalam hal budaya saya juga mempelajari banyak hal. Yang utama merupakan kegiatan kebersihan. Saya sebagai mahasiswa meras malu jika saya bandingkan dengan suasana kampus saya yang memiliki banyak sekali sampah yang tergeletak di jalan-jalan .
 Jika saya lihat di SMAN 6 Surakarta lingkungannya sangan bersih dan nyaman. Dengan kata lain bisa kita katakana bahwa 80% teman-teman kita di SMAN 6 Surakarta memiliki kesadaran untuk hal kebersihan.



PEMAHAMAN PESERTA DIDIK

Mutu pendidikan sedikit banyak bergantung pada keadaan gurunya. Guru adalah faktor penentu keberhasilan belajar di samping alat, fasilitas, sarana, dan kemampuan siswa itu sendiri, termasuk partisipasi orang tua dan masyarakat. Menyangkut faktor guru, banyak keterampilan yang harus dimilikinya, harus dikuasainya dengan baik agar proses pendidikannya menjadi penuh bermakna dan selalu relevan dengan tujuan dan bahan ajarannya.
Penguasaan materi menjadi landasan pokok seorang guru untuk keterampilan mengajar. Penguasaan materi/bahan ajar dapat dibentuk dengan membaca buku – buku pelajaran. Selain itu diperlukan keterampilan dasar mengajar yang mesti dimiliki oleh setiap guru. Keterampilan dasar tersebut diantaranya keterampilan bertanya, sebagai keterampilan yang mengajak anak memberikan umpan balik atas apa yang telah diberikan guru. Keterampilan memberi penguatan yakni respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku sebagai dorongan bagi siswa untuk meningkatkan perhatiannya. Guru juga diharapkan meggunakan model pembelajaran yang tidak monoton karena karakter anak yang dihadapi berbeda-beda dalam satu kelas.

PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS

·         Kegiatan Awal
Dalam tahap awal diperlukan kesiapan pembelajaran baik kesiapan guru dan kesiapan siswa dalam proses belajar-mengajar. Selain itu harus diperhatikan pula bagaimana penyusunan rancangan kegiatan belajar-mengajar, baik itu yang berkaitan dengan tujuan, metode, media, sumber, evaluasi dan kegiatan belajar siswa itu sendiri.
·         Kegiatan inti
Kegiatan inti merupakan tahap inti dlam proses pembelajaran. Oleh karena itu pada kegiatan inti guru perlu mengaplikasikan metodologi dan pendekatan secara tepat yang berorientasi kepada tujuan pembelajaran. Suasana belajar yang menyenangkan dan dinamis haruslah tercipta dalam setiap proses pembelajaran sehingga para siswa merasa nyaman dan diharapkan siswa dapat meraih kesuksesan belajar. Kesuksesan belajar siswa dapat dilihat dari hasil evaluasi yang diberikan. Evaluasi bertujuan untuk mengukur hasil belajar siswa dan sejauh mana taraf keberhasilan proses pembelajaran.

·         Kegiatan akhir
Pada tahap akhir guru memberikan motivasi belajar kepada siswa agar mengulangi pelajaran di rumah ataupun mengerjakan tugas pekerjaan rumah kemudian menutup pelajaran.







REFLEKSI HASIL PEMBELAJARAN DI KELAS

Refleksi hasil belajar berupa evaluasi hasil belajar. Evaluasi pembelajaran dan penilaian pembelajaran dilakukan oleh guru berupa: Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), tugas-tugas, ulangan harian dilakukan apabila satu kompetensi dasar telah selesai diajarkan, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas dan kelulusan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan ulangan harian tidak dapat terlaksana seluruhnya sesuai dengan waktu atau jadwal yang telah ditentukan oleh guru kelas atau guru mata pelajaran karena waktu yang telah dipersiapkan terserap pada kegiatan pembelajaran. Hasil penilaian dilaporkan kepada orang tua siswa melalui lembar hasil belajar siswa (Rapor) pada akhir semester ganjil dan akhir semester genap. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 (2007: 2 ) menyatakan bahwa: “Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan, bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran”.
           



BAB III PENUTUP

A.    SIMPULAN

Dari kegiatan Magang 1 yang di laksanakan di SMAN 6 Surakarta selama kurang lebih satu minggu, dapat saya simpulkan bahwa proses belajar mengajar cukup baik. Kepala sekolah dan guru berantusias dalam menjalankan tugas masing-masing. Kelengkapan administrasi sekolah yang di atur dengan baik, lingkungan sekolah yang indah dan tertata dengan rapi membuat nyaman kegiatan belajar mengajar. Fasilitas sekolah yang cukup memadai membuat siswa nyaman dalam melakukan proses belajar.
Setelah melaksanakan kegiatan magang ini, saya mendapatkan pengetahuan yang lebih mengenai situasi dan kondisi lingkungan Sekolah , cara seorang guru dalam menghadapi berbagai masalah yang terjadi dalam kelas, dan  proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan lain sebagainya. Maka dari itu saya berharap semoga hasil dari kegiatan Magang 1 ini dapat berguna bagi saya dan teman-teman ketika berada di lingkunngan masyarakat nantinya


B.     SARAN

Untuk budaya berseragam lebih di ketatkan lagi. Jika dalam aturan tidak boleh menggunakan almamater dalam kegiatan kbm maka peserta didik bisa di ingatkan. Kemudian dalam pembelajaran hendaknya memulai dengan berdoa terlebih dahulu supaya kita mengajarkan kepada peserta didik cara yang baik untuk memulai suatu kegiatan dan supaya ilmu yang di dapatkan di ridhai tuhan.


DAFTAR PUSTAKA


Silabus dan Rpp Guru tahun 2015/2016

Rahman Ali, 2011. PerkembanganPesertaDidik.Tersedia (http://maoapaadadisini.blogspot.com)

Eriyani,Elfa.2012.KompetensiGuru.http://elfa43eriyani.wordpress.com/2012/12/23/kompetensi-guru/

Hernawan, Asep Herry. 2008. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbukahttp://readwansyah.wordpress.com/keuangan-sekolah/



Lampiran.


HASIL WAWANCARA

Guru Model - Dra. Harlina

Bagaimanakah pengembangan potensi peserta didik?
Ada kegiatan ekstrakulikuler secara rutin, ada jam tambahan (pengembangan sore hari), ada kegiatan OSN dan OSK. Di SMA 6 yang berprestasi itu di bidang non-akademik. Kalau akademik baru dua tahun ini, dengan ukuran banyaknya siswa yang diterima SNMPTN.

Penilaiannya berdasarkan akademik dan non-akademik?
Kalau penilaian akademik bisa melalui ulangan, rapot. Tapi yang non-akademik dari kegiatan ekskul, bisa mengetahui anak ini bisa apa.

Setiap peserta didik:
1.      Bisa melalui penilaian. Kita bisa tahu potensi akademik.
2.      Bisa melalui kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler yang diikuti anak. Dari sini kan kita tahu, anak ini punya potensi apa.

Bagaimana kemandirian peserta didik dalam mengikuti pelajaran?
Sudah baik. Kita sudah memanfaatkan teknologi internet. Kalau buku kurang, anak-anak di sini rata-rata dari ekonomi menengah bawah. Sehingga kadang-kadang kalau membeli buku mereka memang tidak mampu. Kalau sekolah itu terbatas buku-buku paketnya. Sekarang ada Digital Class, wifi-nya kita tambah. Di sini kita ada empat Lab. Komputer.

Digital Class itu seperti apa?
Jadi kita sama sekali tidak memakai kertas. Kalau kita tes itu langsung, CBT (Computer Based Test). Bisa langsung tahu nilainya. Jadi segala macam materi ambil di situ.

Di SMA 6 itu Lab. IPS digunakan secara khusus?
Sekarang tidak ada Lab. IPS lagi.

Medianya berarti kurang?
Sangat kurang. Medianya, kalau geografi hanya ada hasil kerja anak-anak.

Gedung baru digunakan untuk seluruh kegiatan ekskul.

Apakah peserta didik dapat menyelesaikan tugas secara mandiri?
Bisa. Kadang-kadang kalau saya lihat sebenarnya kalau mereka mau bisa sendiri-sendiri. Tapi anak-anak, kadang-kadang kalau mengerjakan hanya beberapa orang yang lain meniru-niru. Jadi itu salah satu kelemahan pakai teknologi modern.

Untuk menanggulangi seperti itu dari seorang guru sendiri bagaimana?
Kalau saya pribadi tugasnya tulis tangan, kita buat judul yang berbeda. Agar tidak bisa nurun.

Apakah tindakan peserta didik mencerminkan perkataan yang diucapkan?
Ya sebagian besar iya, sebagian besar jujur. Kadang-kadang mereka tidak tahu penempatan dalam menggunakan unggah ungguh bahasa jawanya itu salah.

Bagaimana tingkat kejujuran peserta didik?
Kalau masalah tugas misalkan diantara 1-4 itu yang mengerjakan satu, yang tiga tidak. Makanya kalau sama peserta didik saya selalu bilang, ‘Kamu ingin nilai berapa? Sepuluh. Ya tidak apa-apa. Nanti di rapot saya kasih 10.’ Tapi prosesnya ini kan harus jujur. Saya penting proses daripada hasil. Nilai itukan hanya sebuah angka. Dan kalau orang disiplin itu konotasinya galak, padahal Ibu hanya ingin peserta didik tidak boleh telat. Jadi kalau kejujuran memang kalau sekarang sudah sangat berkurang, sopan santun sudah jauh sekali.

Bagaimana model pembelajaran yang diterapkan bagi peserta didik? Apakah sesuai dengan K-13?
Tidak bisa K13 itu. Anak-anak kalau diajar pakai K13 itu katanya dapat tugas terus. Gurunya tidak bisa ngajar. Kalau saya bervariasi, ada hal-hal yang perlu diterangkan juga. Terutama SMA 6 itu tidak bisa. Kalau presentasi tidak bisa, baca power point. Penguasaan materi itu harus.

Bagaimana menanamkan sikap empati pada peserta didik?
Memberi contoh, sebenarnya ada waktu 15 menit sebelum pembelajaran itu kan untuk membaca buku. Karena tidak ada buku, akhirnya saya sering berbagi ilmu tentang apa saja. Misalkan kalau ada teman yang sakit, tanya ke anak-anak yang lain sakitnya kenapa, sudah berapa hari.



Lampiran
HASIL WAWANCARA

Guru BK - Bu Endang

Apakah peserta didik mentaati peraturan sekolah dengan baik?
Iya, mentaati dengan baik. Hanya ada satu dua siswa yang tidak, kan lumrah. Kalau sekarang sudah agak meningkat daripada tahun-tahun kemarin.
Setiap tahun ada peningkatan mengenai tingkat ketaatan siswa?
Iya, setiap tahun ada peningkatan.
Jika ada siswa terlambat itu bagaimana?
Kalau sekarang disuruh belajar di perpustakaan, nanti masuknya jam kedua. Tujuannya untuk belajar, mestinya belajar untuk mata pelajaran yang ditinggalkan.
Apakah di BK ada data tentang keterlambatan siswa?
Ada. Di piket, dijadikan satu dengan data piket.
Apakah peserta didik disiplin dengan aturan sekolah yang telah disepakati?
Iya, disiplin. Disiplin diwujudkan dengan yang terlambat, meninggalkan jam pelajaran, itu juga presentasenya hanya sedikit. Untuk siswa diberi toleransi 10 menit keterlambatan setelah bel masuk. Selebihnya 10 menit harus menunggu jam kedua.
Prosedur ijin bagaimana?
Pertama ijin ke kelas nanti ke guru bk yang diketahui guru piket. Dan jika ijin sakit harus ada ijin dari dokter,  dan surat ijin dari orang tua. Nanti surat dokternya dijadikan sebagai lampiran.
Jika ijin tidak mengikuti sekolah tanpa adanya pemberitahuan dari pihak orang tua ke sekolah itu siswanya diberi sanksi atau tidak?
Tidak. Hanya diberi pemahaman. Sanksinya orang tua diminta datang ke sekolah untuk konfirmasi dan klarifikasi benar atau tidak anaknya di rumah kemarin. Ijin meninggalkan jam pun akhir-akhir ini yang mengijinkan orang tua, tidak melalui surat ijin.



Apa sanksi yang diberlakukan bila peserta didik tidak mentaati aturan dan disiplin sekolah?
Sanksinya pertama, peringatan membuat surat pernyataan akan mentaati aturan yang ada. Misalkan melanggar lagi, maka membuat pernyataan untuk mengundurkan diri yang diketahui oleh orang tua apabila siswanya sudah diambang batas.
Apakah selama ini ada data tentang siswa yang mengundurkan diri?
Tidak ada. Karena masih bisa diberi pemahaman dan toleransi. Namanya setiap insan kan pasti memiliki kesalahan, hanya tingkat permasalahannya yang berbeda-beda. Nah untuk yang di kelas X, ketika dia sering tidak masuk maka sanksinya untuk presensi pagi dan siang untuk “menyembuhkan” masalahnya.
Presensinya dimana?
Di ruang BK. Jadi pihak bapak/ibu guru BK yang bersangkutan, mestinya yang anak asuhnya, untuk menyediakan waktu untuk anak tersebut ketika sudah berlebih keterlambatannya dan absennya itu di suruh untuk ke ruang BK dulu sebelum masuk kelas untuk tanda tangan kehadiran, nanti pulang juga tanda tangan kehadiran. Karena untuk menghindari bolos.
Apa saja tata tertib di sekolah?
Dari pakaian, kalau berpakaian harus sesuai dengan atribut yang ditetapkan oleh pihak sekolah. Atribut kan artinya ada bet, kalau senin osis, ada nama, dan tingkat. Kalau hari rabu bet SMA 6. Hari jumat pramuka. Hari sabtu batik bawahan putih dan bersepatu hitam. Apabila tidak mengenakan sepatu hitam maka ditegur kemudian disuruh melepas untuk sementara, nanti ketika pulang diambil untuk di kenakan.
Apakah tidak ada aturan tentang almamater untuk dilepas saat masuk kelas?
Untuk almamater dilepas setelah upacara. Almamater hanya digunakan saat upacara dan hari-hari besar yang ditentukan oleh sekolah.
Apakah sanksi yang dikenakan apabila siswa terlambat upacara?
Siswa diminta untuk membuat barisan sendiri untuk pembinaan mental agar tidak mengulangi pelanggaran lagi
Apakah setiap senin ada upacara?
Ada. Ini juga habis upacara. Sekarang hampir setiap upacara ada acara penyerahan penghargaan kejuaraan dari siswa ke pihak sekolah
Bagaimana pelaksanaan tata tertib di sekolah?
Hampir anak-anak semua tertib. Paling yang tidak tertib itu maksimal 10% dari kelas X-XII. Keterlambatan kan bisa dipengaruhi misalnya kondisi jalanan yang macet, dan salah perhitungan waktu berangkat dari rumah.
Apakah warga sekolah memiliki sikap yang positif terhadap komite sekolah dan orang tua murid di lingkungan sekitar?
Iya, ada. Nanti setiap ada hal-hal yang harus dibicarakan biasanya dari pihak sekolah mengundang komite sekolah untuk datang ke sekolah. Dan biasanya ada pertemuan rutin.



Komentar

Postingan Populer