LAPORAN MAGANG 1 DI SMAN 6 SURAKARTA
LAPORAN MAGANG 1
DI SMAN 6 SURAKARTA
Disusun oleh
Muhamad Isna Qurrata A’yun
NIM : K5416071
PROGRAM STUDY PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAKARTA
2017
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah
hirobilallamin puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita semua
kesehatan , kenikmatan , kekuatan dan lain-lain sehingga kita bisa melaksanakan
kegiatan magang dan menyusun laporan kegiatan magang satu ini yang kami
laksanakan di SMAN 6 Surakarta dengan sangat lancer tanpa ada halangan.
Dan
tak lupa shalawat dan salam kita sanjung agungkan kepada junjungan dan panutan
kita nabi Muhammad SAW yang insyaallah kita nantikan syafaatnya di yaumil akhir
nanti.Aamin allahumma amin. Karena tanpa syafaat yang di berikan kepada kita ,
kita akan celaka di kemudian hari nanti . Na’uzubillah hi minzalik.
Tujuan
dari kegiatan magang ini adalah untuk menambah wawasan,pemahaman dan
pengalaman. Serta untuk mengaplikasikan teori- teori yang telah di berikan di
kampus ke dunia kerja atau ke sekolah yang sesungguhnya. Dengan begitu penulis
bisa tahu bagaimana lingkungan kerja atau sekolah , budaya sekolah dan beberapa
bentuk model pembelajaran dari guru bidang study geografi . Selama kurang lebih
satu minggu kegiata magang penulis memiliki kesempatan untuk melakukan
pengamatan baik itu budaya sekolah ataupun dari pembelajaran di dalam kelas .
Dalam
menyelesaikan laporan magang satu ini penulis tidak lepas dari bantuan ,
bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak baik orang tua, Dosen , bapak/ibu
guru SMAN 6 surakarta , dan teman-teman
yang mendorong dari belakang.
Atas
segala bimbingan dan bantuan serta kerjasama yang baik yang di berikan selama
penulis melaksanakan kegiatan magang satu ini, maka penulis ucapkan terimakasih
dan hanya dapat mendoakan semoga kebaikan tersebut di balas Allah SWT dengan
pahala yang berlipat ganda . Amin .
Selain
itu penulis menyadarai bahwa di dalam penulisan laporan magang satu ini masih
terdapat banyak kekurangan, maka dengan segala kerendahan hati penulis meminta
maaf dan akhir kata penulis berharap agar upaya ini bisa mencapai maksud yang
di inginkan dan semoga tulisan ini bermanfaat bagi semua orang.
Surakarta,
22 Mei 2017
Penulis
(M. Isna Qurrata
A’yun)
DAFTAR ISI
JUDUL
………………………………………………………………………………….
KATA PENGANTAR
………………………………………………………………….
DAFTAR ISI
……………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
……………………………………………………………….
A.
Latar
Belakang …………………………………………………………..
B.
Tujuan
dan Manfaat ……………………………………………………..
C.
Tempat
dan Waktu ………………………………………………………
BAB II
PELAKSANAAN ………………………………………………………………
A.
Hasil
Setiap Aspek
1)
Aspek
Kompetensi Kepribadian …………………………………
2)
Aspek
Kompetensi Sosial ………………………………………..
3)
Kultur
Sekolah …………………………………………………...
4)
Pedagogik
.......................................................................................
B.
Faktor
Pendukung dan Penghambat ……………………………………..
C.
Hasil
yang di peroleh …………………………………………………….
BAB III PENUTUP
……………………………………………………………………....
A.
SIMPULAN
………………………………………………………………
B.
SARAN
…………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA
…………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pendidikan adalah investasi masa depan yang tak
ternilai, untuk itu Kementrian Pendidikan dan Budaya telah berkomitmen bahwa
pendidikan bagi generasi emas ini harus dimulai dengan serius dan disiapkan
dengan sepenuh hati. Selain itu, bahwa proses penyemaian generasi emas ini
harus dibarengi dengan penyiapan guru profesional melalui suatu sistem
pendidikan guru yang bermutu dan akuntabel yaitu melalui kegiatan magang
kependidikan.
Berkaitan dengan usaha untuk menyiapkan calon pendidik
yang berkualitas, maka Universitas Sebelas Maret khususnya Program Studi
Pendidikan Geografi telah mencanangkan suatu program dimana mahasiswanya akan
dibekali pengetahuan serta keterampilan dalam mendidik. Selain itu, program ini
merupakan ajang pembelajaran bagi mahasiswa kependidikan untuk mengetahui
bagaimana kelayakan menjadi seorang pendidik yang mempunyai kompetensi
pedagogik, kepribadian, sosial , dan profesional. Program studi kependidikan
mengadakan program magang secara berkala yaitu magang 1, 2, dan 3 untuk
menyiapkan guru yang berkompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan
kepribadian. Pada kesempatan ini praktikan telah melaksanakan program magang
kependidikan 1.
Magang kependidikan 1 merupakan mata kuliah berbobot yang dapat mempersiapkan mahasiswa untuk
terjun ke dunia pendidikan. Pada proses magang kependidikan 1 ini mahasiswa
ditekankan untuk melakukan observasi sekolah. Observasi yang dilakukan yaitu
meliputi profil sekolah, gambaran sekolah, kultur sekolah, kopetensi pendidik,
perangkat pembelajaran, dan proses pembelajaran yang dilakukan oleh satu guru
model.
B.
Tujuan
dan Manfaat
a.
Tujuan
Secara umum, program Magang
Kependidikan bertujuan untuk membentuk pengetahuan, keterampilan, dan sikap
profesional mahasiswa sebagai calon pendidik. Secara khusus program Magang
Kependidikan I bertujuan khusus untuk membangun landasan jati diri pendidik dan
menetapkan kompetensi akademik kependidikan melalui:
a.Pengamatan
langsung kultur sekolah
b.Pengamatan
terhadap karakteristik profesi guru
c.Pengamatan
untuk memperkuat pemahaman peserta didik
d.Pengamatan
langsung proses pembelajaran di kelas
e.Refleksi
hasil pengamatan proses pembelajaran.
b.
Manfaat
Program magang ini diharapkan bermanfaat bagi
mahasiswa, sekolah tempat magang, dan Universitas Negeri Sebelas Maret.
Penjabaran manfaat magang kependidikan 1 sebagai berikut:
a.Bagi mahasiswa
1.
Mendapatkan
pemahaman, penghayatan, dan pengalaman di bidang manajemen dan kultur sekolah
2.
Mendapatkan
pengalaman melalui pengamatan terhadap proses membangun kompetensi pedagogik,
kepribadian, dan sosial di sekolah
3.
Mendapatkan
pengalaman dan penghayatan melalui pengamatan terhadap proses pembelajaran di
kelas
4.
Memperoleh
daya penalaran dalam melakukan penelaahan, perumusan dan pemecahan masalah pendidikan
yang ada di sekolah.
b.Bagi SMAN 6 Surakarta.
1.
Menciptakan
kerjasama yang saling menguntungkan antara sekolah tempat magang dengan
Universitas Negeri sebelas Maret
2.
Memperoleh
kesempatan untuk ikut serta dalam menyiapkan calon guru yang berdedikasi dan
professional
3.
Mendapatkan
bantuan pemikiran, tenaga, ilmu, dan teknologi dalam penyelenggaraan sekolah
4.
Merencanakan
serta melaksanakan pengembangan sekolah.
c.Bagi Universitas Sebelas Maret
1.
Mendapatkan
informasi tentang manajemen dan kultur sekolah
2.
Mendapatkan
informasi tentang proses membangun kompetensi pedagogik, kepribadian, dan
sosial di sekolah
3.
Mendapatkan
informasi tentang proses pembelajaran di kelas
4.
Mendapatkan
masukan yang berguna untuk penyempurnaan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan
lapangan kerja.
C.
Tempat
dan Waktu
Nama sekolah :
SMAN 6 Surakarta
Alamat : Jl. Mr.
Sartono No.30, Nusukan, Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57136
No
|
Hari/Tanggal
|
Kegiatan
|
Lokasi
|
1
|
Rabu/10 Mei 2017
|
Survey awal dan Kesepakatan Awal dengan
pihak sekolah
|
SMAN 6 Surakarta
|
2
|
Senin/ 15 Mei 2017
|
Observasi di kelas 10 IPS 2
|
SMAN 6 Surakarta
|
3
|
Rabu/17 Mei 2017
|
Wawancara dengan guru geografi SMAN 6
Surakarta
|
SMAN 6 Surakarta
|
4
|
Jumat /19 Mei 2017
|
Observas Budaya Sekolah
|
SMAN 6 Surakarta
|
BAB II PELAKSANAAN
A.Hasil Setiap Aspek
1) Aspek
Kompetensi Kepribadian
Melihat dari aspek
kopetensi kepribadiannya ada beberapa poin yang saya catat , meliputi :
a.
Kompetensi Kepribadian Pada Guru
·
Guru
bidang studi menarik perhatian peserta didik dalam pembelajaran.
Sang guru cenderung peduli dengan peserta didik nya dan berusaha mendengarkan
pendapat peserta didik ketika berdiskusi. Yang saya amati dari model
pembelajaran di SMAN 6 Surakarta adalah kecenderungan dalam berdiskusi dan pembelajarannya
cenderung study kasus. Pembelajaran semacam ini yang di butuhkan peserta didik,
dengan pembelajaran semacam ini akan memberikan makanan yang bergizi kepada
peserta didik nya.
·
Guru
bidang study suka berkolaborasi membahas pelajaran dengan siswa-siswanya. Masalah
yang sering di alami semua siswa-siswi di indonesia adalah tindakan guru yang
suka memberikan tugas kemudian meninggalkan siswa-siswinya untuk mengerjakan
sendiri dan tidak mendampingi pengerjaanya. Dalam pengamatan saya di SMAN 6
Surakarta guru cenderung membahas pelajaran dengan para siswa-siswinya.
Memberikan tugas kemudian membiarkan siswa menjawab dengan pemahaman mereka
dari beberapa refrensi yang mereka temui , kemudian mempresentasikan dengan
menggunakan media ( laptop dan monitor proyektor ). Selanjutntya guru membahas
dengan refrensi yang di miliki guru tersebut, jadi hasil dari pembelajaran
cenderung tidak monoton dan jika refrensinya banyak bisa menambah
kefaliditasannya.
b.
Hal hal lainnya meliputi kompetensi
Kepribadian , meliputi :
a. Berperilaku
yang dapat diteladani peserta didik
Dalam kegiatan belajar mengajar guru selalu
mengajarkan kepada peserta didik untuk bersikap jujur. Misalnya saja pada saat
menilai hasil tugas kelompok.
Peserta didik diajarkan untuk obyektif dalam menilai
pekerjaan temannya dan tidak bersikap subyektif. Hal ini dilakukan guru untuk
melatih tanggung jawab peserta didiknya.
b. Menampilkan
diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, wibawa
Dari hasil obvervasi kegiatan belajar mengajar di
kelas X IPS 3 SMA Negeri 6 Surakarta, guru mampu menunjukkan sebagai sosok yang
berwibawa. Itu terlihat saat guru mampu mengkondisiskan suasana dalam kelas
yang nyaman dan kondusif untuk kegiatan belajar mengajar. Guru juga mampu
menjadi sosok yang dewasa dalam menjelaskan materi kepada peserta didik dan
juga senantiasa membimbing peserta didiknya jika mengalami kesulitan dalam
memahami materi yang disampaikan.
c. Berperilaku
jujur, tegas, adil dan manusiawi
Pada saat belajar mengajar, guru selalu menunjukkan
sikap yang tegas. Hal ini ditunjukan dari sikap guru yang akan menegur peserta
didik yang membuat keributan dikelas. Biasanya guru akan menegur secara halus
terlebih dahulu, namun jika sudah tidak bisa ditegur secara halus maka guru
akan mengeluarkan peserta didik dari ruang kelas.
2) Aspek
Kompetensi Sosial
Dari pengamatan saya di
SMAN 6 Surakarta tentang aspek kompetensi sosialnya meliputi 2 hal :
1) Tingkat
kooperatifan mengajar di lingkup kelas bagus.
Maksud
penulis di sini adalah ketika penulis memperhatikan guru bidang setidy mengajar
maka penulis teringan dengan guru geografi penulis dulu di SMA. Sang guru mampu
mengatur pembahasan apa saja pada hari itu , kemudian cara atau metode
pembahasan yang seperti apa yang harus di gunakankan dan kapan harus selesai pembahasan itu semua
tertata dengan rapi. Jadi bisa di katakan goal dari pembahasan materi di hari
itu bisa tercapai.
2) Kurangnya Komunikatif Dalam
Pembelajaran. Dalam pengamatan penulis, penulis merasa
kurangnya interaksi yang di berikan guru kepada peserta didik. Karena pada
pembelajaran kita biasanya di berikan cerita- cerita yang melebar dari
pembahasan yang tujuannya untuk menambah wawasan peserta didik.
Kegiatan pengamatan kompetensi lainnya kompetensi
Sosial, meliputi :
a. Sikap
dan perikau seorang guru
Dilihat dari segi sikap terhadap teman sejawat
hubungan yang terjalin saling menghargai, dan memiliki toleransi antar sesama,
cara berkomunikasinya santun dengan menggunakan tata bahasa yang baik dan
benar. Dari cara bersikap dan berperikau dengan peserta didik, guru menunjukkan
sosok yang berwibawa dan dewasa sehingga dapat diteladani oleh peserta
didiknya.
b. Adaptasi
dengan lingkungan tempat kerja
Berdasarkan observasi, lingkungan di SMA Negeri 6
Surakarta sangat mendukung untuk proses belajar mengajar. Lingkungan yang
hijau, asri dan nyaman membuat kegitan belajar tidak melulu dilakukan di ruang
kelas. Guru-guru di SMA Negeri 6 Surakarta memberi tanggapan yang positif
mengenai predikat Sekolah Adiwiyata. Guru beranggapan bahwa ini merupakan daya
tarik tersendiri bagi SMA Negeri 6 Surakarta karena dapat mewujudkan warga
sekolah yang cinta terhadap lingkungan serta beradaptasi di lingkungan dengan
sangat baik
3) Kultur Sekolah
Dalam pembahasan ini penuls akan
mendeskripsikan Kultur sekolah di SMAN 6 surakarta. Ada 2 jurusan di SMAN 6
Surakarta yaitu IPS dan IPA. IPA ( Ilmu Pengetahuan Alam ) terdiri dari 5 kelas
dan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) terdiri dari 5 kelas. Di setiap kelas ada 25
– 30 siswa. Untuk melihat budayanya lebih dalam lagi bisa kita amati dari
beberapa tempat , meliputi :
1.
Kelas
Pembukaan kelas tidak
ada salam untuk guru, tidak ada doa pembukaan bersama , tetapi langsung semua
di mulai oleh guru bidang studi. Kondisi kelas cenderung kondusif ,tidak ada
yang ramai sendiri atau bertingkah berlebihan. Ketika pembelajaran sudah mulai
siswa langsung berfokus ke mata pelajaran. Model pembelajaran cenderung
berkelompok / diskusi . Ada kewajiban siswa untuk melepas almamater ketika
sudah masuk kelas, tetapi terkadang ada guru yang membolehkan siswanya untuk
tidak melepas almamater.\
2.
Kantin
Siswa
tertib ketika bel istirahat di bunyikan. Semua siswa dan guru baru ramai di
kantin benar-benar saat istirahat. Ada beberapa hal yang perlu di perhatikan
ketika observasi di kantin yaitu para siswa-siswi meninggalkan sampah-sampah
makanan dan minuman di kantin tersebut.
3.
Parkiran
Parkiran rapi dalam menata
kendaraan-kendaraan. Dalam hal kerapihan SMAN 6 Surakarta mengedepankan hal
itu. Karena SMAN 6 Surakarta ingin membuat sekolahnya menjadi Greenschool se
Indonesia. Dari pengamatan penulis sendiri memang hal tersebut lagi di upayakan
dari pihak sekolah. Kegiatan penghijauan sangat di dukung di SMAN 6 Surakarta.
Di
SMAN 6 Surakarta pengguna kendaraan paling banyak adalah motor dan sepeda.
Pengguna kendaraan mobil tidak ada dan yang lainnya di antar orang tuanya ke
sekolah.
4.
Lobi
Lobi
SMAN 6 Surakarta selalu terlihat rapih dan bersih. Bila memasuki waktu
istirahat para siswa siswi mengisi tempat duduk yang ada di lobi dan melakukan
beberapa kegiatan. Beberapa kegiatannya meliputi membaca, mengerjakan tugas
dengan laptop dan ada juga yang hanya berbincang-bincang.
Selain
itu juga ketika bunyi bel masuk semua siswa siswi langsung masuk ke dalam kelas
untuk siap siap mengikuti mata pelajaran selanjutnya. Tetapi ada juga beberapa
siswa yang masih santai-santai di tempat duduk di lobi.
5.
Masjid
Hal yang paling membuat penulis
takjub terhadap siswa siswi SMAN 6 Surakarta adalah ketika melakukan observasi
di masjid SMAN 6 Surakarta melihat siswa siswi nya ketika memasuki waktu
istirahat pertama banyak yang menuju ke masjid untuk melakukan sholat duha.
Beberapa dari mereka tidak langsung menuju kantin, tetapi menuju masjid yang
jaraknya lumayan jauh.
Setelah
jam istirahat pertama selesai ternyata masih ada beberapa siswa yang datang
menuju masjid untuk melakukan ibadah sholat duha. Ternyata hal ini di lakukan
bukan untuk membolos jam pelajaran tetapi memang mendapat anjuran dari guru
bidang study agamanya untuk yang belum sholat duha di persilahkan sholat duha
terlebih dahulu sebelum kbm di mulai.
6.
Area
Pembuatan Pupuk
Siswa
siswi di SMAN 6 Surakarta di berikan sebuat lahan yang dimana di gunakan
sebagai area pembuatan pupuk. Siswa siswinya di berikan skil tambahan dalam
pengolahan pertanian terutama pada pembuatan pupuk kompos. Pupuk kompos yang di
buat dengan bahan-bahan organik yang sudah mengalami pembusukan.
4)
Pedagogik
Kompetensi Pedagodik
a. Inovasi-Inovasi
dalam kegiatan belajar mengajar
Guru selalu malakukan inovasi inovasi dalam kegiatan
belajar mengajar di kelas. Misalnya saja mengenai model pembelajarannya. Model
pembelajaran tidak melulu dilakukan di dalam kelas dengan metode ceramah,
pembelajaran bisa dilakukan dengan menggunakan metode tanya jawab ular tangga,
memberikan tugas praktek kepada peserta didik yang berupa proyek, portofolio
perkompetensi dasar serta penelitian ke masyarakat.
Inovasi-inovasi pembelajaran ini biasanya di
diskusikan oleh Tim MGMP mata pelajaran bersangkutan. Dalam pertemuan MGMP juga
dibahas mengenai penyusunan perangkat (RPP. PROTA, PROMES), bedah SKL, serta
sharing materi pembelajaran.
b. Permasalahan
peserta didik yang ditemui guru
Dalam kegiatan pembelajaran di kelas, guru kerap
mendapati peserta didik yang kurang aktiv di kelasnya serta percaya diri
peserta didik yang masih kurang. Guru juga mendapati siswa yang dikelas banyak
melamun dan tidak fokus terhadap kegiatan belajar mengajar. Hal itu terjadi
karena ada permasalahan dengan pacarnya, yang memang pada usia-usia SMA mereka
hal tersebut biasa terjadi.
c. Upaya
guru dalam menangani peserta didk yang bermasalah
Untuk mengatasi peserta didik yang dikelas masih
kurang aktif dan rasa percaya diri yang kurang, guru memaparkan materi
pembelajaran dengan cara presentasi kelompok dan tanya jawab dengan moderl ular
tangga. Jika dengan cara pemaparan materi yang dilakukan oleh guru banyak yang
tidak memperhatikan dan kuran fokus akan materi, maka cara presentasi kelompok
dan tanya jawab dengan ular tangga dinilai cukup efektif untuk menumbuhkan rasa
percaya diri peserta didik dalam menyampaikan pendapatnya mengenai materi yang
diajarkan.
d. Sarana
yang mendukung dalam kegiatan pembelajaran
Dalam peenyampaian materi disamping menggunakan buku
pendamping seperti buku paket dan LKS (Lembar Kegiatan Siswa), guru juga
menyampaikan meteri dengan mengunakan video atau gambar gambar yang ditampilkan
di layar proyektor (LCD) kemudian peserta didik diberi tugas untuk melakukan
analisis. Di SMA Negeri 6 Surakarta disetiap kelas sudah tersedia layar
proyektor yang memudahkan guru dalam penyampaian materi pembelajaran.
B.Faktor
Pendukung dan Penghambat
Dalam melakukan setiap kegiatan kita selalu
menemukan sebuah fenomena. Fenomena-fenomena itu yang mewarnai kegiatan kita.
Fenomena yang di dapatkan tidak selalu terang/positif saja tetapi ada juga yang
gelap/negative. Maksudnya adalah ketika kita melakukan suatu kegiatan yang
salah satunya adalah kegiatan magang ini pasti ada factor pendukung dan
penghambatnya. Dan berikut ini akan kita bahan beberapa factor pendukung dan
penghambat yang penulis dapat ketika melakukan magang di SMAN 6 Surakarta , di
antaranya :
a.
Faktor
Pendukung
o Dari pihak kampus yang memperlancar kepengurusan
kegiatan magang tanpa ada hambatan
o Dari pihak sekolah yang langsung bersedia memberikan
kami kesempatan untuk magang di SMAN 6 Surakarta
o Salah satu rekan penulis yang merupakan alumni dari
SMAN 6 Surakarta yang sudah paham seluk belum SMA 6 Surakarta
o Guru bidang studi geografi yang sangat peduli dengan
kami sehingga kami di bantu sampai kegiatan magang kami selesai
o Ibu bapak guru yang lain yang juga mendukung kegiatan
kami
o Siswa – siswi SMAN 6 Surakarta yang dengan tidak
keberatan ketika kami memasuki kelas mereka untuk melakukan observasi
o Siswa – siswi SMAN 6 Surakarta yang juga mendukung
kami dengan memberikan informasi kepada kami
b.
Faktor
Penghambat
o Waktu yang terlalu mepet dengan kegiatan Ujian
Nasional yang menyulitkan penulis untuk mencari sekolahan yang bersedia di
jadikan tempat magang.
o Waktu pelaksanaan kegiatan magang yang membuat penulis
terpaksa tidak mengikuti kegiatan perkuliahan.
o Urusan surat menyurat yang membuat penulis terlalu
terburu-buru untuk mengajukannya
o Jadwal bertemunya dengan guru bidang studi yang pada
waktu itu masih terlalu sibuk
C.Hasil yang di peroleh
Dari hasil pengamatan kita
mendapatkan pengetahuan tentang system belajar di kelas dan budaya sekolah. Ada
beberapa bagian yang penulis amati di dalam pembelajaran di kelas yaitu
pembawaan guru dalam mengajar dan cara siswa untuk belajar. Yang sudah penulis
dapat dari kegiatan magang kemarin adalah bahwa untuk menyatukan tujuan antara
keduanya supaya pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan menyenangkan itu
perlu yang namanya strategi mengajar. Di dalam strategi mengajar sering kali
guru bidang studi mencari tahu apa yang lagi di sukai oleh peserta didik.
Tujuan guru untuk mencari tahu hal demikian adalah supaya pembahasan dalam
kelas itu nyambung dan menarik antara pesrta didik dengan guru pengajar. Dengan
adanya sebuah ketertarikan tersebut maka konsentrasi semua nya akan mengerucut
menjadi satu konteks pembahasan. Disinilah kunci untuk membuat pembelajaran
menjadi bermutu dan mampu memberikan makanan yang bergizi kepada pesert didik.
Dalam hal budaya saya juga
mempelajari banyak hal. Yang utama merupakan kegiatan kebersihan. Saya sebagai
mahasiswa meras malu jika saya bandingkan dengan suasana kampus saya yang
memiliki banyak sekali sampah yang tergeletak di jalan-jalan .
Jika saya lihat di SMAN 6 Surakarta
lingkungannya sangan bersih dan nyaman. Dengan kata lain bisa kita katakana
bahwa 80% teman-teman kita di SMAN 6 Surakarta memiliki kesadaran untuk hal
kebersihan.
PEMAHAMAN
PESERTA DIDIK
Mutu
pendidikan sedikit banyak bergantung pada keadaan gurunya. Guru adalah faktor
penentu keberhasilan belajar di samping alat, fasilitas, sarana, dan kemampuan
siswa itu sendiri, termasuk partisipasi orang tua dan masyarakat. Menyangkut
faktor guru, banyak keterampilan yang harus dimilikinya, harus dikuasainya
dengan baik agar proses pendidikannya menjadi penuh bermakna dan selalu relevan
dengan tujuan dan bahan ajarannya.
Penguasaan
materi menjadi landasan pokok seorang guru untuk keterampilan mengajar.
Penguasaan materi/bahan ajar dapat dibentuk dengan membaca buku – buku
pelajaran. Selain itu diperlukan keterampilan dasar mengajar yang mesti
dimiliki oleh setiap guru. Keterampilan dasar tersebut diantaranya keterampilan
bertanya, sebagai keterampilan yang mengajak anak memberikan umpan balik atas
apa yang telah diberikan guru. Keterampilan memberi penguatan yakni respon
terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya
kembali tingkah laku sebagai dorongan bagi siswa untuk meningkatkan
perhatiannya. Guru juga diharapkan meggunakan model pembelajaran yang tidak
monoton karena karakter anak yang dihadapi berbeda-beda dalam satu kelas.
PROSES
PEMBELAJARAN DI KELAS
·
Kegiatan
Awal
Dalam tahap awal
diperlukan kesiapan pembelajaran baik kesiapan guru dan kesiapan siswa dalam
proses belajar-mengajar. Selain itu harus diperhatikan pula bagaimana
penyusunan rancangan kegiatan belajar-mengajar, baik itu yang berkaitan dengan
tujuan, metode, media, sumber, evaluasi dan kegiatan belajar siswa itu sendiri.
·
Kegiatan
inti
Kegiatan inti
merupakan tahap inti dlam proses pembelajaran. Oleh karena itu pada kegiatan
inti guru perlu mengaplikasikan metodologi dan pendekatan secara tepat yang
berorientasi kepada tujuan pembelajaran. Suasana belajar yang menyenangkan dan
dinamis haruslah tercipta dalam setiap proses pembelajaran sehingga para siswa
merasa nyaman dan diharapkan siswa dapat meraih kesuksesan belajar. Kesuksesan
belajar siswa dapat dilihat dari hasil evaluasi yang diberikan. Evaluasi
bertujuan untuk mengukur hasil belajar siswa dan sejauh mana taraf keberhasilan
proses pembelajaran.
·
Kegiatan
akhir
Pada tahap akhir
guru memberikan motivasi belajar kepada siswa agar mengulangi pelajaran di
rumah ataupun mengerjakan tugas pekerjaan rumah kemudian menutup pelajaran.
REFLEKSI HASIL
PEMBELAJARAN DI KELAS
Refleksi
hasil belajar berupa evaluasi hasil belajar. Evaluasi pembelajaran dan
penilaian pembelajaran dilakukan oleh guru berupa: Penentuan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM), tugas-tugas, ulangan harian dilakukan apabila satu
kompetensi dasar telah selesai diajarkan, ulangan tengah semester, ulangan
akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas dan kelulusan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pelaksanaan ulangan harian tidak dapat terlaksana seluruhnya
sesuai dengan waktu atau jadwal yang telah ditentukan oleh guru kelas atau guru
mata pelajaran karena waktu yang telah dipersiapkan terserap pada kegiatan
pembelajaran. Hasil penilaian dilaporkan kepada orang tua siswa melalui lembar
hasil belajar siswa (Rapor) pada akhir semester ganjil dan akhir semester
genap. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 (2007: 2 ) menyatakan
bahwa: “Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara
berkesinambungan, bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta
didik serta untuk meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran”.
BAB III PENUTUP
A.
SIMPULAN
Dari
kegiatan Magang 1 yang di laksanakan di SMAN 6 Surakarta selama kurang lebih satu
minggu, dapat saya simpulkan bahwa proses belajar mengajar cukup baik. Kepala
sekolah dan guru berantusias dalam menjalankan tugas masing-masing. Kelengkapan
administrasi sekolah yang di atur dengan baik, lingkungan sekolah yang indah
dan tertata dengan rapi membuat nyaman kegiatan belajar mengajar. Fasilitas
sekolah yang cukup memadai membuat siswa nyaman dalam melakukan proses belajar.
Setelah
melaksanakan kegiatan magang ini, saya mendapatkan pengetahuan yang lebih
mengenai situasi dan kondisi lingkungan Sekolah , cara seorang guru dalam
menghadapi berbagai masalah yang terjadi dalam kelas, dan proses pembelajaran yang aktif, kreatif,
efektif, dan menyenangkan lain sebagainya. Maka dari itu saya berharap semoga
hasil dari kegiatan Magang 1 ini dapat berguna bagi saya dan teman-teman ketika
berada di lingkunngan masyarakat nantinya
B.
SARAN
Untuk budaya berseragam lebih di ketatkan lagi. Jika
dalam aturan tidak boleh menggunakan almamater dalam kegiatan kbm maka peserta
didik bisa di ingatkan. Kemudian dalam pembelajaran hendaknya memulai dengan
berdoa terlebih dahulu supaya kita mengajarkan kepada peserta didik cara yang
baik untuk memulai suatu kegiatan dan supaya ilmu yang di dapatkan di ridhai
tuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Silabus dan Rpp
Guru tahun 2015/2016
Rahman Ali,
2011. PerkembanganPesertaDidik.Tersedia (http://maoapaadadisini.blogspot.com)
Eriyani,Elfa.2012.KompetensiGuru.http://elfa43eriyani.wordpress.com/2012/12/23/kompetensi-guru/
Hernawan, Asep
Herry. 2008. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas
Terbukahttp://readwansyah.wordpress.com/keuangan-sekolah/
Lampiran.
HASIL WAWANCARA
Guru Model - Dra. Harlina
Bagaimanakah pengembangan potensi peserta didik?
Ada kegiatan ekstrakulikuler
secara rutin, ada jam tambahan (pengembangan sore hari), ada kegiatan OSN dan
OSK. Di SMA 6 yang berprestasi itu di bidang non-akademik. Kalau akademik baru
dua tahun ini, dengan ukuran banyaknya siswa yang diterima SNMPTN.
Penilaiannya berdasarkan akademik dan non-akademik?
Kalau penilaian akademik bisa
melalui ulangan, rapot. Tapi yang non-akademik dari kegiatan ekskul, bisa
mengetahui anak ini bisa apa.
Setiap peserta didik:
1.
Bisa melalui penilaian. Kita
bisa tahu potensi akademik.
2.
Bisa melalui
kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler yang diikuti anak. Dari sini kan kita tahu,
anak ini punya potensi apa.
Bagaimana kemandirian peserta didik dalam mengikuti pelajaran?
Sudah baik. Kita sudah
memanfaatkan teknologi internet. Kalau buku kurang, anak-anak di sini rata-rata
dari ekonomi menengah bawah. Sehingga kadang-kadang kalau membeli buku mereka
memang tidak mampu. Kalau sekolah itu terbatas buku-buku paketnya. Sekarang ada
Digital Class, wifi-nya kita tambah.
Di sini kita ada empat Lab. Komputer.
Digital Class itu seperti apa?
Jadi kita sama sekali tidak
memakai kertas. Kalau kita tes itu langsung, CBT (Computer Based Test). Bisa langsung tahu nilainya. Jadi segala
macam materi ambil di situ.
Di SMA 6 itu Lab. IPS digunakan secara khusus?
Sekarang tidak ada Lab. IPS
lagi.
Medianya berarti kurang?
Sangat kurang. Medianya,
kalau geografi hanya ada hasil kerja anak-anak.
Gedung baru digunakan untuk
seluruh kegiatan ekskul.
Apakah peserta didik dapat menyelesaikan tugas secara mandiri?
Bisa. Kadang-kadang kalau
saya lihat sebenarnya kalau mereka mau bisa sendiri-sendiri. Tapi anak-anak,
kadang-kadang kalau mengerjakan hanya beberapa orang yang lain meniru-niru.
Jadi itu salah satu kelemahan pakai teknologi modern.
Untuk menanggulangi seperti itu dari seorang guru sendiri
bagaimana?
Kalau saya pribadi tugasnya
tulis tangan, kita buat judul yang berbeda. Agar tidak bisa nurun.
Apakah tindakan peserta didik mencerminkan perkataan yang
diucapkan?
Ya sebagian besar iya,
sebagian besar jujur. Kadang-kadang mereka tidak tahu penempatan dalam
menggunakan unggah ungguh bahasa jawanya itu salah.
Bagaimana tingkat kejujuran peserta didik?
Kalau masalah tugas misalkan
diantara 1-4 itu yang mengerjakan satu, yang tiga tidak. Makanya kalau sama
peserta didik saya selalu bilang, ‘Kamu ingin nilai berapa? Sepuluh. Ya tidak
apa-apa. Nanti di rapot saya kasih 10.’ Tapi prosesnya ini kan harus jujur.
Saya penting proses daripada hasil. Nilai itukan hanya sebuah angka. Dan kalau
orang disiplin itu konotasinya galak, padahal Ibu hanya ingin peserta didik
tidak boleh telat. Jadi kalau kejujuran memang kalau sekarang sudah sangat
berkurang, sopan santun sudah jauh sekali.
Bagaimana model pembelajaran yang diterapkan bagi peserta didik?
Apakah sesuai dengan K-13?
Tidak bisa K13 itu. Anak-anak
kalau diajar pakai K13 itu katanya dapat tugas terus. Gurunya tidak bisa
ngajar. Kalau saya bervariasi, ada hal-hal yang perlu diterangkan juga. Terutama
SMA 6 itu tidak bisa. Kalau presentasi tidak bisa, baca power point. Penguasaan materi itu harus.
Bagaimana menanamkan sikap empati pada peserta didik?
Memberi contoh, sebenarnya
ada waktu 15 menit sebelum pembelajaran itu kan untuk membaca buku. Karena
tidak ada buku, akhirnya saya sering berbagi ilmu tentang apa saja. Misalkan
kalau ada teman yang sakit, tanya ke anak-anak yang lain sakitnya kenapa, sudah
berapa hari.
Lampiran
HASIL WAWANCARA
Guru BK - Bu
Endang
Apakah peserta didik mentaati peraturan
sekolah dengan baik?
Iya,
mentaati dengan baik. Hanya ada satu dua siswa yang tidak, kan lumrah. Kalau
sekarang sudah agak meningkat daripada tahun-tahun kemarin.
Setiap tahun ada peningkatan
mengenai tingkat ketaatan siswa?
Iya,
setiap tahun ada peningkatan.
Jika ada siswa terlambat itu
bagaimana?
Kalau
sekarang disuruh belajar di perpustakaan, nanti masuknya jam kedua. Tujuannya
untuk belajar, mestinya belajar untuk mata pelajaran yang ditinggalkan.
Apakah di BK ada data tentang
keterlambatan siswa?
Ada.
Di piket, dijadikan satu dengan data piket.
Apakah peserta didik disiplin
dengan aturan sekolah yang telah disepakati?
Iya,
disiplin. Disiplin diwujudkan dengan yang terlambat, meninggalkan jam
pelajaran, itu juga presentasenya hanya sedikit. Untuk siswa diberi toleransi
10 menit keterlambatan setelah bel masuk. Selebihnya 10 menit harus menunggu
jam kedua.
Prosedur ijin bagaimana?
Pertama
ijin ke kelas nanti ke guru bk yang diketahui guru piket. Dan jika ijin sakit
harus ada ijin dari dokter, dan surat
ijin dari orang tua. Nanti surat dokternya dijadikan sebagai lampiran.
Jika ijin tidak mengikuti sekolah
tanpa adanya pemberitahuan dari pihak orang tua ke sekolah itu siswanya diberi
sanksi atau tidak?
Tidak.
Hanya diberi pemahaman. Sanksinya orang tua diminta datang ke sekolah untuk
konfirmasi dan klarifikasi benar atau tidak anaknya di rumah kemarin. Ijin
meninggalkan jam pun akhir-akhir ini yang mengijinkan orang tua, tidak melalui
surat ijin.
Apa sanksi yang diberlakukan bila
peserta didik tidak mentaati aturan dan disiplin sekolah?
Sanksinya
pertama, peringatan membuat surat pernyataan akan mentaati aturan yang ada.
Misalkan melanggar lagi, maka membuat pernyataan untuk mengundurkan diri yang
diketahui oleh orang tua apabila siswanya sudah diambang batas.
Apakah selama ini ada data tentang
siswa yang mengundurkan diri?
Tidak
ada. Karena masih bisa diberi pemahaman dan toleransi. Namanya setiap insan kan
pasti memiliki kesalahan, hanya tingkat permasalahannya yang berbeda-beda. Nah
untuk yang di kelas X, ketika dia sering tidak masuk maka sanksinya untuk
presensi pagi dan siang untuk “menyembuhkan” masalahnya.
Presensinya dimana?
Di
ruang BK. Jadi pihak bapak/ibu guru BK yang bersangkutan, mestinya yang anak
asuhnya, untuk menyediakan waktu untuk anak tersebut ketika sudah berlebih
keterlambatannya dan absennya itu di suruh untuk ke ruang BK dulu sebelum masuk
kelas untuk tanda tangan kehadiran, nanti pulang juga tanda tangan kehadiran.
Karena untuk menghindari bolos.
Apa saja tata tertib di sekolah?
Dari
pakaian, kalau berpakaian harus sesuai dengan atribut yang ditetapkan oleh
pihak sekolah. Atribut kan artinya ada bet, kalau senin osis, ada nama, dan
tingkat. Kalau hari rabu bet SMA 6. Hari jumat pramuka. Hari sabtu batik bawahan
putih dan bersepatu hitam. Apabila tidak mengenakan sepatu hitam maka ditegur
kemudian disuruh melepas untuk sementara, nanti ketika pulang diambil untuk di
kenakan.
Apakah tidak ada aturan tentang
almamater untuk dilepas saat masuk kelas?
Untuk
almamater dilepas setelah upacara. Almamater hanya digunakan saat upacara dan
hari-hari besar yang ditentukan oleh sekolah.
Apakah sanksi yang dikenakan
apabila siswa terlambat upacara?
Siswa
diminta untuk membuat barisan sendiri untuk pembinaan mental agar tidak
mengulangi pelanggaran lagi
Apakah setiap senin ada upacara?
Ada.
Ini juga habis upacara. Sekarang hampir setiap upacara ada acara penyerahan
penghargaan kejuaraan dari siswa ke pihak sekolah
Bagaimana pelaksanaan tata tertib
di sekolah?
Hampir
anak-anak semua tertib. Paling yang tidak tertib itu maksimal 10% dari kelas
X-XII. Keterlambatan kan bisa dipengaruhi misalnya kondisi jalanan yang macet,
dan salah perhitungan waktu berangkat dari rumah.
Apakah warga sekolah memiliki sikap
yang positif terhadap komite sekolah dan orang tua murid di lingkungan sekitar?
Iya,
ada. Nanti setiap ada hal-hal yang harus dibicarakan biasanya dari pihak
sekolah mengundang komite sekolah untuk datang ke sekolah. Dan biasanya ada
pertemuan rutin.
Komentar
Posting Komentar